Senin, 05 Oktober 2009

vE BAKAU BESAR LAUT. PEBRTUANTONI& TEMAN

Laporan Kegiatan
Pendidikan Pemilih (Voter Education)
Di Desa Sungai Bakau Besar Laut, Kecamatan Sungai Pinyuh,
Kabupaten Pontianak












Oleh:
Pebruantoni
Dedy Armayadi
M. Isnaini



Koalisi Masyarakat Pemilu Untuk Demokratis
(KMPD)
2009

I. INFORMASI UMUM

1.1 Pelaksana
Pelaksana Kegiatan Pendidikan Pemilih (Voter Education) di Desa Sungai Bakau Besar Laut, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Pontianak adalah Tim Trainer dari LPS AIR yang tergabung ke dalam Koalisi Masyarakat untuk Pemilu Demokratis (KMPD). Tim ini terdiri dari tiga orang yakni:
a. Februantoni (Koordinator Tim Trainer)
b. Dedy Armayadi (Ass. Tim Trainer)
c. M. Isnaini (Ass. Tim Trainer)

1.2 Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan yang dilakukan berupa pelatihan atau pendidikan bagi pemilih.

1.3 Waktu dan tempat
Kegiatan pendidikan pemilih ini dilaksanakan pada
Hari/ Tanggal : Minggu, 15 Maret 2009
Pukul : 08.00-12.00 WIB
Tempat : Balai Desa Sungai Bakau Besar Laut, Kecamatan
Sungai Pinyuh, Kabupaten Pontianak.

1.4 Rencana dan pelaksanaan kegiatan
Rencana kegiatan pendidikan pemilih di Desa Sungai Bakau Besar Laut direncanakan pada hari Minggu, 15 Maret 2009, dan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.

1.5 Penundaan
Tidak ada penundaan dalam kegiatan ini.

1.6 Nara sumber
Narasumber kegiatan pendidikan pemilih ini berasal dari Tim Trainer KMPD;
a. Dedy Armayadi untuk Materi “Demokrasi & Pemilu” dan Materi “Menjadi Pemilih Cerdas”
b. Pebruantoni untuk Materi “Hari Pemilu”

1.7 Peserta :
Peserta pendidikan pemilih ini berjumlah 50 orang, yang terdiri dari 35 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Target peserta pada pendidikan pemilih ini adalah pemilih marginal. (Nama peserta terlampir).




II. PELAKSANAAN

2.1 Latar belakang kegiatan
Pesta Demokrasi bagi rakyat Indonesia melalui penyelenggaraan PEMILU 2009 tinggal menghitung hari. Suasana Pesta Demokrasi sudah terasa dimana-mana, setiap sudut desa dan kota terpampang Baliho, Spanduk, Poster, Stiker, dan alat peraga lainnya dari para calon Wakil Rakyat periode 2009-2014.

Namun demikian, ada sisi yang kurang diperhatikan oleh para kontestan PEMILU 2009, yakni terkait dengan Pertisipasi Rakyat yang lebih cerdas untuk terlibat secara aktif dalam setiap tahapan PEMILU 2009, sehingga hasil dari PEMILU 2009 akan semakin berkualitas. Hal ini digambarkan dengan terpilihnya Wakil Rakyat, baik mereka yang akan duduk di lembaga legislatif (DPR, DPRD, DPD) maupun Presiden dan Wakil Presiden yang dapat menjawab harapan rakyat berupa kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.

Dari pengalaman PEMILU sebelumnya, rendahnya partisipasi rakyat Kalimantan Barat dalam PEMILU disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: (1) Informasi PEMILU yang tidak dapat menjangkau secara luas ke seluruh lapisan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis Kalimantan Barat yang luas namun memiliki keterbatasan infrastruktur, serta penyebaran penduduk yang terpencar sampai di wilayah pesisir pedalaman; (2) Rendahnya pemahaman tentang arti pentingnya PEMILU. Hal ini disebabkan oleh belum dipahaminya pemilu sebagai sarana demokrasi yang ampuh untuk menentukan pemimpin yang sesuai dengan kepentingannya; dan (3) Rendahnya kemampuan dalam memahami proses PEMILU. Ketiga faktor tersebut disebabkan oleh suatu kenyataan masih rendahnya tingkat pendidikan rakyat serta sosialisasi penyelenggaraan PEMILU yang masih belum dilakukan secara maksimal.

Berdasarkan hal tersebut, Koalisi Masyarakat untuk Pemilu Demokratis (KMPD) Kalimantan Barat mencoba mengambil sisi yang masih kurang diperhatikan, dengan salah satu kegiatannya melakukan Pendidikan Pemilih pada PEMILU 2009. Pendidikan Pemilih ini diberikan kepada tiga sasaran yaitu (1) Pemilih Pemula, (2) Pemilih Perempuan, dan (3) Pemilih Marginal.

Salah satu lokasi penyelenggaraan pendidikan pemilih adalah Desa Sungai Bakau Besar Laut, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Pontianak. Sebagian besar penduduk berkerja sebagai nelayan dan petani kecil. Karena itu Desa Sungai Bakau Besar Laut dipilih sebagai lokasi pendidikaan pemilih untuk target pemilih marginal.

2.2 Tujuan kegiatan
a. Menambah wawasan peserta tentang Demokrasi dan PEMILU 2009, sehingga aktif mengikuti setiap tahapan PEMILU 2009.
b. Meningkatkan pemahaman peserta untuk menjadi pemilih yang cerdas.
c. Menambah pengetahuan peserta tentang surat suara sah dan tidak sah, sehingga paham dalam mencontreng surat suara yang benar saat PEMILU 2009.
2.3 Hasil yang Diharapkan
a. Peserta dapat memahami Demokrasi dan PEMILU, sehingga aktif mengikuti setiap tahapan PEMILU.
b. Peserta menjadi pemilih yang cerdas.
c. Peserta paham cara mencontreng surat suara yang benar saat PEMILU 2009.
2.4 Metode
Pendidikan pemilih ini menggunakan beberapa metode;
a. Ceramah dan tanya jawab
b. Diskusi Kelompok
c. Simulasi

2.5 Pencapaian hasil
a. Peserta dapat memahami Demokrasi dan Pemilu
Dalam pendidikan pemilih ini peserta diberikan materi tentang Materi demokrasi dan pemilu disampaikan oleh Dedy Armayadi. Metode yang digunakan dalam penyampaian materi ini adalah ceramah, tanya jawab, dan diskusi kelompok.

Fasilitator diantaranya menjelaskan tentang arti kata demokrasi dan hubungannya dengan pemilu. Untuk menumbuhkan semangat dan partisipasi peserta, penyampaian materi dibuat lebih interaktif. Fasilitator sering bertanya kepada peserta terkait materi yang disampaikan. Begitu pula sebaliknya, peserta bisa bertanya langsung kepada fasilitator.

b. Hasil diskusi kelompok tentang “harapan” kepada pemerintahan terpilih 2009-2014.
Selain menyampaikan materi demokrasi dan pemilu, pemateri juga mengarahkan peserta untuk berdiskusi kelompok. Peserta dibagi ke dalam 3 kelompok dan topik yang dibahas yakni tentang harapan masyarakat Desa Sungai Bakau Besar Laut terhadap pemerintahan terpilih 2009-2014 nantinya. Harapan masyarakat ini dapat menjadi input dalam kontrak politik kepada calon dan partai politik yang datang ke Desa Sungai Bakau Besar Laut. Kontrak politik ini adalah salah satu alat untuk memastikan pemerintahan terpilih nantinya mewujudkan aspirasi dan harapan masyarakat. Jika calon atau partai ingkar dan lupa dengan janji-janjinya, masyarakat dapat menuntut mereka.


Diskusi Kelompok 3

Adapun hasil diskusi kelompok tentang harapan masyarakat Desa Sungai Bakau Besar Laut terhadap pemerintahan terpilih 2009-2014 adalah sebagai berikut:

Kelompok I
1. Harapan kami pemerintahan terpilih nanti harus jujur, bijaksana, harus bisa memikirkan nasib rakyat dan jangan korupsi.
2. Bisa dibawa untuk bermusyawarah.
3. Bisa menciptakan lapangan kerja.


Presentasi Hasil Diskusi Kelompok I Presentasi Hasil Diskusi Kelompok II


Kelompok II
1. Menciptakan lapangan kerja.
2. Pendidikan gratis.
3. Kesehatan gratis.
4. Amanah.
5. Dapat menstabilkan ekonomi.

Kelompok III
1. Pemimpin adil dan sejahtera.
2. Pelayanan kesehatan yang lebih adil mengedepankan kepentingan masyarakat kecil.
3. Pendidikan gratis.

c. Peserta Paham Bagaimana “Menjadi Pemilih Cerdas”.
Dalam pendidikan pemilih ini peserta diajak berdiskusi tentang apa itu pemilih cerdas. Fasilitator juga bertanya kepada peserta tentang calon dan partai politik layak dipilih pada pemilu 2009.

Dari hasil diskusi kelompoknya, peserta telah memunculkan calon seperti apa yang layak dipilih. Kelompok 1 misalnya, menyatakan bahwa calon yang dipilih harus jujur, bijaksana, harus bisa memikirkan nasib rakyat dan jangan korupsi. Orangnya demokratis. Dalam mengambil keputusan bermusyawarah terlebih dahulu dengan konstituennya. Kelompok II dan kelompok III menambahkan, calon yang layak dipilih adalah calon yang amanah, adil dan dapat mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Fasilitator dalam sessi ini hanya menegaskan tentang seperti apa pemilih cerdas, bagaimana menilai calon dan partai politik yang layak dipilih.

Apa itu pemilih cerdas?
 Pemilih yang bisa membedakan informasi yang jujur dan manipulatif.
 Pemilih yang sadar menyikapi keriuhan pesta demokrasi
 Memastikan agar suara kita atau pilihan kita kepada orang yang bisa membawa aspirasi kita.

Bagaimana menilai calon legislatif?
 Prestasi Calon – bermanfaat kepada orang banyak, dicapai secara jujur
 Janji saat kampanye – masuk akal atau sekedar pemanis saja
 Indikasi korupsi – lihat gaya hidupnya, apakah sesuai dengan pekerjaannya.
 Perilaku keseharian

Bagaimana menilai partai politik?
 Apakah anggota partai banyak yang terlibat korupsi?
 Sering kisruh misalnya memperebutkan posisi atau anggotanya pecah
 Tidak punya program yang berkesinambungan
 Tidak mempunyai sikap jelas atas pelanggaran yang dilakukan anggotanya

d. Peserta paham tentang surat suara yang sah atau cara mencontreng yang benar.

Materi “Hari Pemilu” dijelaskan oleh Februantoni. Penjelasan yang disampaikan diantaranya yaitu;
1. Bentuk dan jumlah surat suara saat Pemilu 2009.
2. Cara pencontrengan; pencontrengan sempurna dan tidak sempurna.
3. Surat suara sah, dianggap sah, dan tidak sah.

Selepas memberikan pengantar, fasilitator kemudian memberikan kesempatan simulasi pencontrengan kepada peserta, serta membuka sessi tanya jawab.


Februantoni menjelaskan tentang surat suara pemilu.

Sessi ini diikuti peserta dengan antusias. Rasa ingin tahu peserta cukup besar. Banyak pertanyaan yang diajukan peserta kepada fasilitator.

Salah satu peserta bertanya tentang cara pencontrengan tidak sempurna.

e. Hasil Evaluasi Kegiatan
Sebagai bahan pembelajaran dan untuk mengetahui penilaian peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan, tim trainer meminta kepada 10 peserta mengisi lembar evaluasi kegiatan. Pengisian lembar evaluasi ini dilakukan secara mandiri oleh peserta pelatihan.

No Description Score
Jelek
(Orang) Tidak Bagus
(Orang) Biasa
(Orang) Bagus
(Orang) Sangat Bagus
(Orang)
1 Kemampuan fasilitator dalam menjelaskan materi training 1 4 5
2 Kemampuan fasilitator dalam menumbuhkan partisipasi dan semangat peserta 1 5 4
3 Kemampuan dalam menjawab berbagai pertanyaan dari peserta 1 5 4
4 Ketepatan methodologi pelatihan 2 4 4
5 Dukungan alat-alat (Handout, LCD, perlengkapan, dsb) 1 4 2 3
6 Fasilitas akomodasi 2 3 5
7 Kualitas penyelenggaraan training secara keseluruhan 1 5 4
Catatan untuk evaluasi di atas yang perlu diperhatikan adalah tentang dukungan alat-alat, ketepatan methodologi, dan fasilitas akomodasi. Ada 1 responden yang mengungkapkan alat yang digunakan “jelek” dan 4 responden yang menilai “biasa”. Ketika fasilitator bertanya tentang hal ini, peserta menyatakan; kurangnya “LCD/Infokus” dan alat peraga simulasi pemilu sehingga responden menilai dukungan alat-alat dalam pendidikan pemilh ini “jelek” dan “biasa”. Pada pendidikan pemilih ini tim trainer tidak dibekali dengan dukungan alat berupa “LCD” dan alat peraga simulasi pemilu. Namun demikian tim trainer telah membuat lembar surat suara untuk simulasi dan penjelasan materi pada kertas casing. Penggunaan LCD pada siang hari dengan ruangan yang terang justru tidak efektif.

Selanjutnya tentang ketepatan methodologi dan fasilitas akomodasi yang dinilai “tidak bagus” oleh 2 orang responden. Untuk methodologi peserta mengharapkan adanya simulasi yang dilengkapi alat peraga. Sedangkan fasilitas akomodasi yang dinyatakan kurang, ternyata 2 orang ini berharap adanya “penggantian uang transportasi”. Karena dalam pendidikaan pemilih ini lebih mengutamakan partisipasi publik dan didasarkan atas kebutuhan masyarakat, maka pendidikan pemilih ini tidak menyediakan “penggantian uang transport”.

Pertanyaan mengenai “pengetahuan” secara umum dapat dijawab oleh seluruh peserta. Namun ada tiga jawaban yang perlu diperhatikan berkaitan dengan evaluasi “pengetahuan” peserta ini, yaitu; tentang pertanyaan mengapa kita perlu ikut pemilu, sessi yang disukai peserta, dan saran perbaikan dari peserta.

Berikut jawaban peserta tentang mengapa kita perlu memilih dalam pemilu 2009?:
 Biar suara dipergunakan dengan baik.
 Untuk berpartisipasi dalam pemilu.
 Karena untuk mencari calon legislatif yang benar.
 Untuk memilih partai yang baik.
 Karena untuk menentukan nasib rakyat.
 Karena pemilu 2009 akan menentukan nasib bangsa.
 Karena kita ingin mencari seorang pemimpin untuk memperjuangkan masa depan bangsa.
 Karena ingin wakil rakyat yang memihak pada rakyat.

Berikut jawaban tentang sessi yang dianggap peserta paling menarik:
 Cara menyampaikan dengan hormat dan ramah.
 Diskusi Kelompok.
 Informasi yang baru.
 Materi tentang surat suara sah.
 Banyak variasinya.
 Pengetahuan tentang pemilu.

Adapun saran dari peserta guna perbaikan pelatihan yaitu;
 LCD nya harus ada dalam training.
 Penguasaan materi perlu ditingkatkan.
 Penjelasan tentang pemilu hendaknya disampaikan secara singkat, padat, dan tidak bertele-tele.

2.6 Tantangan
Tantangan dalam pelatihan ini diantaranya yaitu:
1. Peserta yang umumnya telah berumur belum terbiasa menerima pelatihan dari fasilitator yang umumnya masih muda. Banyak pertanyaan peserta lebih kepada pengujian kemampuan fasilitator. Namun demikian, belajar dari pengalaman yang ada, peserta yang seperti ini bisa dihadapi dengan pendekatan personal. Peserta yang jadi trouble maker ini lebih banyak diminta menyampaikan pendapatnya, lantas fasilitator memperkuat pernyataannya berdasarkan argumen yang logis, rasional, dan menyajikan contoh-contoh kongkret sesuai dengan permasalahan yang dekat dengan masyarakat.
2. Keterbatasan alat berupa “LCD” dan alat peraga simulasi. Ini jadi tantangan karena peserta menginginkan “LCD” dan alat peraga simulasi berupa kotak suara. Tim trainer menjelaskan bahwa LCD dan alat peraga ini tidak disediakan karena memandang dengan lembar simulasi yang ada, praktek hari pemilu bisa dilakukan.

2.7 Pelajaran yang diambil/rekomendasi
Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari pelatihan ini yaitu:
1. Persiapan penyelenggaraan kegiatan pendidikan pemilih di Desa Sungai Bakau Besar Laur ini tidak mengalami kendala berarti. Tim trainer langsung menghubungi Kepala Desa setempat, 2 hari sebelum penyelenggaraan kegiatan. Pelaksanaan kegiatan disepakati hari Minggu pagi. Waktu ini dipilih untuk tidak mengganggu kerja masyarakat. Kemudian Kepala Desa mengundang warganya untuk datang ke balai desa, tempat penyelenggaraan kegiatan. Target peserta 40 orang dapat dipenuhi, bahkan jumlah peserta yang hadir mencapai 50 peserta. Dari proses persiapan penyelenggaraan kegiatan ini dapat diperoleh pembelajaran, bahwa pelaksanaan kegiatan yang didukung Kepala Desa dan melibatkan masyarakat secara langsung akan mempermudah penyelenggaraan kegiatan.
2. Penyampaian alur kegiatan dan menyepakati kontrak belajar di awal kegiatan penting dilakukan untuk memberikan gambaran tentang agenda yang dijalankan selama pendidikan pemilih dan efektivitas penggunaan waktu pertemuan.
3. Beberapa peserta dalam pendidikan pemilih ini belum terbiasa menerima penjelasan dari fasilitator yang umurnya lebih muda darinya. Untuk menghadapi peserta yang seperti ini fasilitator berupaya untuk selalu terbuka dan berempati. Penjelasan kepada peserta dipilih kepada contoh-contoh kongkret berdasarkan pengalaman masyarakat, dan menggunakan analogi yang mudah mereka cerna. Penghargaan terhadap pernyataan peserta, meskipun dalam bentuk pengujian kemampuan fasilitator, tetap dikedepankan. Sebelumnya fasilitator menegaskan bahwa dalam pendidikan pemilih ini aspek yang diutamakan adalah “berbagi informasi”. Kebetulan beberapa peserta yang ikut merupakan petugas KPPS setempat. Dengan berbagi, informasi yang ada bisa saling melengkapi. Karena itu, untuk beberapa sessi, fasilitator mengarahkan peserta untuk berdiskusi kelompok.
4. Kata “LCD” dalam lembar evaluasi hendaknya dijelaskan sebagai contoh. Kata ini rupanya cukup mempengaruhi peserta dalam menilai dukungan peralatan kegiatan pendidikan pemilih ini. Peralatan LCD memang tidak disediakan karena keterbatasan anggaran. Mengenai hal ini fasilitator menjelaskan tentang efektivitas peralatan yang digunakan. LCD tidak terlalu efektif digunakan dalam ruangan yang terang, karena tampilan gambarnya menjadi kurang jelas. Selain itu, penggunaan peralatan seadanya namun disesuaikan dengan kebutuhan penjelasan, seperti lembar simulasi sudah cukup membantu peserta memahami materi yang dijelaskan.
5. Kekompakkan fasilitator jadi salah satu faktor penting dalam memfasilitasi peserta. Pembagian peran yang jelas dalam pelaksanaan kegiatan sangat membantu kelancaran pendidikan pemilih ini. Jika ada pertanyaan yang sulit dijawab oleh salah satu fasilitator, fasilitator lainnya dapat membantu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar